Keprotokolan telah lama dipandang sebagai sesuatu yang rumit. Dengan kata lain, akan terlintas dalam fikiran kita bahwa protokol itu adalah beberapa petugas dengan pakaian lengkap dan raut muka yang serius sedang bergegas atau sibuk mengatur suatu acara dengan rumus-rumus yang sulit, bahkan kadang-kadang kesan kita adalah seorang pria atau wanita dengan pakaian yang mentereng yang berdiri di depan mikrofon sambil memandu suatu acara (master of ceremony).
Namun ternyata dengan pelaksanaan kegiatan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) apartaur dalam Training Keprotokolan yang dilaksanakan oleh Dispora Prov. Jatim pada tanggal 7 Nopember 2013 lalu telah merubah imej protokoler menjadi hal yang memikat hati. Dari kegiatan tersebut muncul inspirasi dan antusias peserta yang terdiri dari 50 (lima puluh) orang staf Dispora Prov. Jatim untuk lebih mendalami Keprotokolan. Acara yang berlangsung di Hotel Sahid Surabaya tersebut telah mengubah paradigma peserta untuk lebih mendalaminya.
Keprotokolan sebagaimana terdapat dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan adalah : “Serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi meliputi Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan, sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, Pemerintah, atau Masyarakat”.
Semua orang bisa mempelajari keprotokolan namun perlu diimbangi dengan sumber daya manusianya. Senyampang dengan itu, Bapak Kadispora Prov. Jatim mengajak para staf Dispora lebih meningkatkan sumber daya pada diri masing-masing dimana beliau mengajak untuk mengembangkan dalam dua sisi yaitu ; Pengetahuan dan Kemampuan. “Sebagai upaya peningkatan pengetahuan diharapkan setiap individu menempuh dengan jalur pendidikan, mencari informasi padamedia massa” Beliau menambahkan, selain itu agar memiliki nilai lebih dan kepercayaan diri yang tinggi perlu ditanamkan pada diri bahwa segala sesuatu itu bisa dilakukan. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Beliau menekankan kembali kepada peserta untuk meningkatkan kemampuan intelektual, fisik , kesesuaian dangan kemampuan pekerjaan, serta karaktersitik-karatekristik biografis perseorangan.
Hal yang sangat dibutuhkan untuk menunjang tugas keprotokolan adalah kepribadian dan etika yang baik. Protokol tidak sekedar pengatur acara dan pembawa acara (Master of Ceremony) namun lebih strategis lagi yaitu meningkatkan citra sebuah organisasi dan institusi. Dengan peran ini protokol lebih menunjukan sebagai indentitas dan performa sebuah instansi.
Langkah utama dalam mengembangkan kepribadian adalah kepercayaan dimana didalamnya terkandung dua hal yang sangat penting yaitu karakter dan kompetensi. Sikap, tutur kata serta tindakan/perilaku yang baik adalah hal yang harus dibangun dalam membentuk karakter yang baik. Agar lebih menguasai keprotokolan, seorang protokoler wajib menambahkan pengetahuan/wawasan serta keterampilan. Dengan kedua hal tersebut akan membentuk protokoler yang mampu mejalankan tugasnya dengan baik dan berjalan tertib. (/And)