Surabaya – Sekretaris Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur, Sugeng, SH, MM. memimpin upacara peringatan hari lahir Pancasila Tahun 2018 (1/06) di Halaman Dispora Provinsi Jawa Timur, Jl. Kayon No. 56 Surabaya. Upacara ini serempak merupakan tahun yang kedua dalam pelaksanaannya di seluruh Indonesia, sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Sudah dua tahun ini tepatnya dimulai tahun 2017, setiap tanggal 1 Juni merupakan hari lahir Pancasila, dan ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Upacara yang digelar di Halaman Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur, Jumat (1/6/2018), itu dimulai pukul 07.30 WIB. Tidak sebagaimana tahun 2017 yang lalu, peringatan hari lahir Pancasila tahun 2018 ini bertepatan dengan bulan suci Ranadhan, sehingga pelaksanaan upacara dimulai pukul 07.30 Wib. Para peserta upacara berasal dari seluruh karyawan empat Bidang dan Swkretariat, yaitu Bidang Kepemudaan, Bidang Keolahragaan, Bidang Kemitraan, Bidang Pengembangan Manajemen, dan Sekretariat.
Sugeng, SH, MM pimpin upacara tanpa didampingi keempat Kepala Bidang lainnya sebagaimana upacara sebelumnya, sebab keempat kepala bidang lainnya memenuhi undangan untuk mengikuti kegiatan yang sama di Halaman Gedung Negara Grahadi. Sugeng, SH, MM bertindak sebagai pembina/inspektur upacara. Pada peringatan hari lahir Pancasila tahun 2018 ini, sambutan Presiden Republik Indonesia dibacakan menyeluruh oleh Sekretaris Dispora Jatim.
Tema upacara tahun 2018 ini adalah ‘Kita Pancasila : Bersatu, Berbagi, Berprestasi’.
“Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan oleh Ir. Soekarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para Founding Fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.” sambutan yang dibacakan Sugeng.
Ada makna yang mendalam, yang menjadi perhatian semua peserta upacara ketika dibacakan pada sambutan Presiden RI adalah “Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bineka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong.
Penekanan pada isi sambutan terakhir yang dibacakan “Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghornati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia.” (aka)