Sport Talent scouting (PEMANDUAN BAKAT OLAHRAGA)

Talent scouting atau pemanduan bakat adalah program atau kegiatan yang menjadi tugas seksi pembibitan Bidang Pengembangan Olahraga Prestasi dalam rangka mencari bibit –bibit atlet pelajar di kalangan sekolah. Program ini merupakan lanjutan dari program Tahun 2010 dengan sasaran 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur . Pada Tahun 2011 program ini dijalankan pada beberapa Kabupaten/Kota, pada bulan Februari 2011 tepatnya tanggal 23 s/d 25 Februari 2011 di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Lumajang.

Program ini dilaksanakan berkoordinasi dengan SKPD atau intansi pemerintah Kabupaten/Kota yang membidangi olahraga, dalam rangka mencari bibit atlet mengingat prestasi olahraga pelajar di Jawa Timur kurang menggembirakan dengan tolok ukur hasil pelaksanaan Pekan Olahraga Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (POR SD/MI) Tahun 2009 dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Tahun 2010 dimana beberapa daerah di Jawa Timur banyak yang belum meraih medali dan masih didominasi oleh Kota besar saja. Dengan dasar tersebut maka disusunlah program pemanduan bakat di Jawa Timur untuk membantu mengembangkan prestasi olahraga di kalangan pelajar.

Proses pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemberitahuan ke beberapa daerah yang akan dikunjungi. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam kegiatan ini menyediakan tempat pelaksanaan kegiatan tes yaitu lapangan, serta calon atlet pelajar dari kalangan anak usia sekolah dasar atau menengah pertama. Langkah-langkah selanjutnya adalah calon atlet pelajar mengisi biodata yang selanjutnya akan diuji dengan beberapa instrument. Instrumen  yang digunakan sebagai parameter yang ditetapkan dengan standar yang telah ditetapkan sebanyak 7 item mulai tes tinggi badan dan berat badan sampai dengan recovery serta SPORT COMPETITION ANXIETY TEST (SCAT).

Tim pemandu bakat menggunakan alat –alat seperti timbangan badan elektronik, alat ukur tinggi badan, body fat, tensi meter dan peralatan lain. Untuk menguji agility para calon atlet pelajar dilakukan dengan tes suttle run 5 x 5 m, demikian juga dengan mengukur kadar VO2 Max dilaksanakan dengan blep test yaitu lari dengan kecepatan dan jarak tertentu dengan mengikuti bunyi “blep” yang nantinya berhenti pada level tertentu, hasil dari lari ini akan dilihat pada table dengan memperhatikan usia. Tes yang lain pada pemanduan bakat ini misalnya flexibility, back streng, leg streng, sit up, push up serta vertical jump.

Setelah proses pemanduan bakat dilaksanakan di lapangan dengan mengukur beberapa item, selanjutnya adalah mengumpulkan poin yang diperoleh, sehingga diketahui calon atlet pelajar berbakat dari sekian banyak atlet yang diuji.

Hasil tes setelah pengolahan data direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk diadakan pembinaan sesuai dengan cabang olahraga masing-masing kepada Pengurus cabang olahraga, klub, sekolah di Kabupaten/Kota atau Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar daerah (PPLPD) untuk dikembangkan menjadi atlet pelajar daerah, dengan harapan potensi calon atlet pelajar berbakat yang dimiliki oleh Kabupaten/Kota dapat tergali dengan adanya program pemanduan bakat seperti ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *